Xenia Susah Disalip Gampang Dipersatukan

touring dxic di lembang
Hebohnya suasana touring di Lembang, Kabupaten Bandung pada 27-28 September 2014. Setiap anggota DXIC diwajibkan membawa keluarga, sehingga bukan hanya para Xeniors yang akrab, tapi juga pasangan dan anak-anaknya.
Mereka dipertemukan oleh merek mobil yang sama, tapi yang membuat semangat buat mengobrol berjam-jam hingga dini hari ialah keguyuban dan keinginan buat menambah jaringan silaturahim.

Maka, Puji, 39, pemilik kios pecel lele di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatra Utara, bisa berkawan baik dengan pedagang daging, pegawai bandara, hingga pengusaha mobil rental. Setelah menempuh perjalanan 2 jam ke Medan, Puji menjumpai sesama anggota Daihatsu Xenia Indonesia Club (DXIC) region Medan. Sejenak membahas aneka rencana kegiatan dan bertukar cerita tentang tunggangan yang menyatukan mereka. Selebihnya, obrolan yang tak kalah asyiknya dan tak berkesudahan ialah ketika telah memasuki sesi yang disebut Puji, out of topicalias OOT.

“Kalau bahas DXIC kadang bisa tegang, karena masing-masing punya keinginan, jadi sedikit ada debat-debatnya. Nah, OOT-nya itu malah yang paling lama dan asyik,” kata Puji yang mengaku merasa sangat beruntung bergabung di DXIC karena bisa bergaul dengan orangorang lintas profesi, kesempatan yang nyaris mustahil didapat jika tak disatukan DXIC.

Tak jauh beda dengan komunitas otomotif lainnya, DXIC, menurut ketuanya, Istiyanto, 37, diawali kecintaan dan kebanggaan para pemilik mobil Xenia pada kendaraan mereka. Karena, kata Om Toto, begitu Istiyanto biasa disapa sesama angota DXIC, meski Xenia terbilang kendaraan yang susah disalip karena jumlahnya yang teramat banyak, buat para pemiliknya, mobil ini sungguh juara.

“Ada anggota dari Medan, keliling Jawa untuk kopdar (kopi darat), baik-baik saja tuh, belum iritnya, boleh ditanya ke pengguna lainnya, walaupun yang bukan anggota kami. Serunya lagi, di jalan juga banyak temannya, karena saking banyaknya hahaha,” kata pegawai laboratorium di rumah sakit swasta di kawasan Jakarta Barat itu.

Rasa bangga itu, kata Istiyanto, kemudian ditindaklanjuti dengan keinginan buat berkawan dekat dengan sesama pemilik Xenia. “Mobil ini sudah ada sejak 10 tahun lalu dan sudah lebih dari empat komunitas yang menampung Xenia, tapi masih tergabung dengan Avanza, mobil yang variannya hampir sama,” kata Istiyanto.

Mandiri
Hasrat buat mandiri, bergabung hanya dengan sesama Xeniors, sebut an buat para pemilik Xenia versi DXIC, mempertemukan mereka di area peristirahatan Kilometer 10 tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, pada 29 Maret 2014. DXIC pun resmi berdiri dan menjadi komunitas khusus pemilik Xenia pertama dan hingga kini, bahkan menurut amatan Istiyanto, masih satu-satunya di Indonesia.

“Dari awalnya, Facebook yang saya buat dan beberapa bulan bisa mendapatkan anggota 3.500, sekarang sudah ada forum Xeniaclub.or.id dengan anggota 500 dan anggota yang resmi yang terdaftar di DXIC dan punya kartu anggota serta stiker, 158 orang,” kata Istiyanto.

Setelah merasa lebih percaya diri dan nyaman berinteraksi dengan sesama pemilik mobil satu merek dan varian, kata Istiyanto, anggota DXIC kemudian bersepakat menjadikan kekeluargaan dan kesederhanaan sebagai napas utama organisasi. Semboyannya, Xenia menyatukan kita.

Jika saat deklarasi tikar menjadi saksi, pada acara touring ke Lembang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bogor, mereka sepakat untuk mengadakan acara masak bersama.

“Karena kan ini mobil keluarga, ya asasnya juga kekeluargaan. Itu beneran, kalau touring harus bawa keluarga, tapi ingat keluarga masing-masing lo! Istri, suami, dan anak-anak. Yang lajang, bawa kakak, adik. Ibu-ibunya kumpul, sekamar, masak lalu makan bersama,” kata Istiyanto yang sebelumnya sempat aktif di klub mobil yang menyatukan Xenia dan Avanza.
para istri XeniOrs dxic

Meski masih malu-malu pada touring pertama, kini para istri Xeniors yang meminta touring rutin diadakan. Mayoritas anggota DXIC, kata Istiyanto, memang laki-laki, tapi ada juga Xeniors perempuan. Usia mereka berkisar 17, sesuai batas usia memiliki SIM, hingga 70 tahun.

Wajib saling kenal
Selain acara besar berwujud touring, kopdar juga menjadi wahana pengikat komunikasi antaranggota. Kopdar lebih cair sekaligus lebih sering dilakukan.

Acara kopdar itu menjadi andalan para region, pembagian anggota berdasarkan wilayah untuk memperbanyak sekaligus mengeratkan relasi. DXIC memang menolak membagi klubnya berdasarkan sistem chapter, seperti yang lazim diberlakukan komunitas otomotif.

“Kami menjalankan sistem kepengurusan nasional, agar lebih erat hubungannya, yang ada hanya region, yang kini sudah ada 16, dari Jabodetabek hingga Palembang, Pekanbaru, Medan dan Makassar. Supaya kalau ada anggota region Jabodetabek misalnya, sedang di Medan dan kena musibah, semangat menolongnya masih ada, tak dibatasi chapter,” kata Istiyanto.

Buat menjamin asas kekeluargaan itu terlaksana, DXIC juga hanya akan memberikan kartu anggota dan stiker setelah anggota mengikutikopdar tiga kali atau mengirim 50 postingdi forum. “Agar ada jaminan, setiap memberbisa saling kenal satu sama lain,” kata Istiyanto.

Kini, dipersatukan dengan kesamaan merek mobil, silaturahim pun terjalin antarusia, lintas profesim dan bebas dari perbedaan status ekonomi.

“Saya jadi punya teman yang pengusaha, desain grafis, pegawai negeri, polisi, karyawan, mahasiswa bahkan anak-anak muda. Di sini kami belajar kalau komunitas bukan soal bangga-banggaan dan stiker, melainkan soal kebersamaan dan justru kesederhanaan. Makanya, di DXIC jarang ada panitia, semua bergerak, nyatanya kegiatan jalan,” kata Istiyanto.

Berjodoh
“Punya saudara, berteman di kantor atau bertetangga memang perlu, tapi jika silaturahim lebih luas, termasuk di DXIC, kan lebih bagus,” kata Istiyanto tentang motivasi para Xeniors menghidupkan DXIC dengan mengikuti kopdar, melempar komentar di forum, atau mendirikan region baru.

Tommy Hendrawan [DXIC006] dan Pramita Devi Anggraeni [DXIC0043]
Tommy Hendrawan [DXIC006] dan Pramita Devi Anggraeni [DXIC0043]
Istimewanya, pada pasangan pengantin baru Tommy Hendrawan, 28, dan Pramita Devi Anggraeni, 23, semboyan ‘Xenia menyatukan kita’ berwujud pada akad nikah mereka pada 10 Oktober 2014 lalu.

Tommy yang Xeniors Jakarta bertemu Devi, sesama anggota DXIC Surabaya, di forum. Obrolan soal onderdil, kiat bersahabat dengan mesin hingga berkendara aman yang meluas pada obrolan ringan, berujung pada perjodohan.

Para Xeniors Surabaya hadir pada pernikahan pasangan desain grafis dan pegawai Perum DAMRI Surabaya itu. “Saya memang satu-satunya Xeniors perempuan di region Surabaya, tapi sudah punya kartu dan ada nomornya dong. Sekarang sih sudah ada memberperempuan yang juga aktif di forum, walau belum banyak,” kata Devi yang kini masih terpisah kota dengan suami sekaligus kawan Xeniors-nya itu. Dari kendaraan, berujung di pelaminan. (M-2)

iis@mediaindonesia.com

0 Response to "Xenia Susah Disalip Gampang Dipersatukan"

Posting Komentar

wdcfawqafwef